Tuesday 21 August 2012

Tips Bermain Drum

1. Selalu menggunakan EAR PLUG (penutup telinga) guna melindungi telinga dari kerusakan dan selalu gunakan pada saat latihan dan tampil. Sekarang banyak pemain drum yang telah mengidap penyakit tinnitus (kuping mendengung) dan sampai sekarang obatnya masih belum ada. Sayangilah pendengaran anda.
2. Biasakan menggunakan METRONOME setiap kali berlatih sehingga tempo anda senantiasa stabil.
4. Selalu menyiapkan STICK sendiri lebih dari satu pasang jika ingin tampil.
5. Jangan terlalu CEPAT PUAS dengan ilmu yang telah anda dapat. Cobalah menambah ilmu lagi dengan cara belajar dari guru drum yang berbeda atau dari teman anda yang lebih berpengalaman.
6. Jangan terlalu FANATIK pada satu atau dua aliran lagu saja, hal inilah yang dapat menghambat kreatifitas pemain dan membuat permainan anda menjadi monoton dan membosankan. Cobalah berbagai macam aliran musik dan usahakan anda dapat memainkan seluruh aliran musik yang ada.
7. Dalam permainan drum harus melibatkan FEEL atau dengan kata lain harus benar2 dirasakan, jangan asal pukul dan jangan pernah berpikiran bahwa semakin keras pukulan semakin bagus. Itu salah! Dan juga jangan berpikir bahwa semakin cepat anda bermain semakin hebat. Tidak juga, kekerasan dan kecepatan tidak ada sangkut pautnya dengan musikalitas.
8. Selalu berlatih dari TEMPO yang lambat dan jika sudah sangat terbiasa, tingkatkan temponya perlahan-lahan. Anda harus belajar berjalan dulu baru bisa lari.
9. DENGARKAN pada musisi lainnya, jangan hanya terfokus pada diri sendiri, dengarkan yang lain.
10. Jadilah pemain drum yang KREATIF, beri variasi pada setiap permainan drum yang anda dapat. Karena drum masih merupakan sesuatu yang 'baru', masih banyak variasi baru yang bisa anda dapatkan.
Note: Untuk EAR PLUG anda dapat membelinya di apotik yang besar atau di toko yang menjual perlengakapan militer. Untuk metronome disetiap toko musi pasti ada, dan carilah yang digital.

Cara memegang stick dan posisi kaki pada pedal

Ada dua cara memegang stick:
1. Matched grip (lihat gambar I)
2. Traditional grip (lihat gambar II)

   

Matched grip mempunyai 2 cara memegang yang berbeda:
   
A. Closed hand/tangan tertutup dimana pukulan sangat mengandalkan lengan dan pergelangan tangan sehingga pukulan menjadi kaku dan tangan cepat lelah, kecepatannya pun sangat terbatas.
B. Open hand/tangan terbuka dimana ibu jari dan telunjuk yang digunakan untuk menjepit stick, sedangkan ketiga jari lainnya seperti jari tengah, jari manis dan kelingking berperan untuk mendorong stick. Ketika stick yang didorong menyentuh drumhead, maka secara otomatis stick akan memantul kembali, gunakan pantulan itu untuk membuat pukulan berikutnya (ketiga jari mendorong stick itu kembali). Lakukan secara berulang-ulang, seperti mendribble bola basket saja.



Traditional grip

Perbedaan grip ini adalah pada tangan kiri, dimana stick dijepitkan di ibu jari dan ditaruh diantara jari tengah dan jari manis. Ibu jari yang berperan untuk mendorong stick. Sedangkan untuk tangan kanan cara memegangnya tidak ada perbedaan, seperti matched grip saja Traditional grip memang lebih sulit untuk dilakukan ketimbang matched grip karena mengontrol tangan kiri jauh lebih rumit.



Awal dari Traditional grip

Traditional merupakan cara memegang stick yang pertama digunakan, dimulai dari tahun 1600. Sebenarnya traditional grip diperlukan untuk keperluan drummer marching band pada saat itu yang dimana mereka menaruh snare drum dengan cara mengikatnya (seperti tas) dan talinya dilingkarkan dibahu, sehingga posisi snare drum miring kearah kanan. Karena posisinya miring kearah kanan, maka tangan kiri memakai grip yang berbeda dengan tangan kanannya guna untuk meraih snare drum tersebut (tangan kiri seperti memegang pensil, tetapi stick ditaruh diantara 2 pasang jari dan dijepitkan di ibu jari).
Tahun 1840 drumset baru ditemukan (snare, bass dan tom-tom) dimana tiga drum dimainkan dengan satu orang. Karena traditional grip merupakan kebiasaan turun-temurun yang berawal dari marching, maka traditional grip digunakan juga pada drumset. Kemudian lagi-lagi kebiasaan ini berlanjut dengan akhirnya pada pertengahan tahun 1960, Ringo Starr (drummer The Beatles) mengambil langkah maju dengan memegang stick pada posisi yang sama (tangan kiri sama seperti tangan kanan), sehingga seperti orang yang memegang dua buah palu. Yang kemudian dinamakan matched grip. Ternyata dengan menggunakan matched grip maka dengan mudah pemain drum dapat mengeluarkan power/tenaga yang diinginkan dan juga pukulan pada tangan kirinya menjadi lebih akurat.
Dan akhirnya keduanya pun dapat digunakan sesuai dengan aliran lagu dan selera pemain drum, untuk lagu yang lembut dan memerlukan sentuhan, maka traditional griplah yang 'bebicara', sedangkan untuk memainkan groove/beat yang solid dan lagu yang lebih modern (rock), matched grip yang paling cocok.

Menginjak pedal
Cara menginjak pedal ada 2 macam yaitu:
1. Heel down (lihat gambar A)
2. Heel up (lihat gambar B)

   
Kedua posisi kaki tersebut dapat dilakukan sesuai dengan aliran lagu dan selera pemain drum. Jika anda pemain jazz (swing, pop jazz) maka heel down merupakan pilihan yang tepat, tetapi jika anda pemain rock atau fusion dan funk maka heel up diperlukan untuk menciptakan groove yang lebih solid karena kecepatan dan kekuatan kaki akan bertambah.
Heel down sangat mengandalkan pergelangan kaki untuk memukul. Jadi, anda jangan berharap untuk medapatkan pukulan yang keras dengan posisi ini, hanya buang-buang tenaga saja.
Heel up menggunakan ujung kaki untuk menginjak pedal sehingga semua tenaga dapat dikerahkan. Untuk mendapatkan kecepatan yang lebih pada saat heel up, posisi kaki dimundurkan sehingga pada saat menginjak pedal (pada saat menginjak pedal kaki jangan ditahan tapi dilepas kembali), maka pedal akan kembali pada posisi semula karena ditarik oleh pegas dan anda tinggal menginjaknya lagi untuk memukul.

RUDIMENT/BASIC STICKING

Rudiment/Basic sticking adalah pukulan-pukulan dasar pada permainan drum. Setiap pola pukulan dibawah ini sangat penting untuk dikuasai karena sangat berpengaruh pada permainan drum dan sangat banyak digunakan.
Keterangan:
R = Tangan kanan memukul
L = Tangan kiri memukul


Single Stroke
R L R L R L R L


Double Stroke
R R L L R R L L


Triple Stroke
R R R L L L R R R L L L


Paradiddle
R L R R L R L L


Paradiddle-diddle
R L R R L L


Triplet/rough
R R L R R L atau L L R L L R

Apaan sih drum?

Drum sebenarnya bermacam-macam. Ada snare, tom-tom, bass, conga, tymbal, mondo, bedug, tabla... dll, mereka sebenarnya adalah drum, karena memainkannya dengan cara dipukul. Tetapi yang kita bahas adalah DRUMSET, yang bisa dibilang bentuk drum paling modern. Drumset itu sendiri sebenarnya terdiri atas 3 drum, yaitu Snare, tom-tom dan bass drum. Untuk tom-tom masih dapat dibagi dua lagi, yaitu: Mounted tom dan floor tom-tom (tergantung dari peletakan dan diameter saja). Dari ketiga unsur tersebut masih ada beberapa unsur penting lagi, yaitu cymbal, hardware (pedal, hihat stand, cymbal stand, snare stand, tom holder/tom stand) dan drumhead.
Tom-tom terdiri atas berbagai macam ukuran baik dalam kedalamannya dan diameternya. Ukuran suatu drum biasnya ditulis 12x10 yang maksudnya adalah kedalamannya 12 inchi dan diameternya 10 inchi. Diameter tom-tom bervariasi, biasanya tom-tom paling kecil berdiameter 6", dan berlanjut ke 8", 10", 12", 13", 14", 15", 16", 18" dan 20". Ukuran tom-tom 14" keatas dapat digolongkan sebagai floor tom-tom, tetapi tergantung dari peletakannya juga. Tom-tom menggunakan 2 drumhead, atas dan bawah, kecuali pada tahun 70-an dimana tom-dan bass drum hanya menggunakan 1 drumhead saja, dan suaranya jelek sekali. Badan tom-tom atau yang biasa disebut dengan shell terbuat dari kayu. Untuk drum kelas pemula biasanya menggunakan kayu Mahogany dan untuk kelas professional biasanya menggunakan kayu Birch dan Maple. Kayu Birch dan Maple lebih mahal karena menghasilkan suara atau tone yang bulat dan jernih. Kayu pada tom-tom biasanya mempunyai ketebalan dari 4 sampai 10 mm. Semakin tipis kayu maka suara yang dihasilkan semakin kaya dan sensitive. Sedangkan semakin tebal kayu suara yang dihasilkan semakin keras, tetapi suaranya tidak terlalu kaya dan kurang sensitive.
Bass drum tidak terlalu berbeda dengan tom-tom, hanya bass drum mempunyai diameter yang lebih besar, 16", 18", 20", 22", 24" dan bahkan 26" atau lebih. Dan bass drum dipukul dengan menggunakan pedal dan ditaruh dibawah. Tetapi suara bass drum tidak seperti tom-tom yang bersuara "Dung..." tetapi cenderung bersuara "Dug..." (lebih mati suaranya). Kayu bass drum cenderung lebih tebal untuk menghasilkan suara yang lebih keras dan untuk ketahanan drum itu sendiri.
Snare drum adalah drum yang paling berbeda diantara lainnya (dari bentuk dan suaranya). Dan snare drum merupakan unsur utama dari drumset (yang paling sering dipukul). Drum ini biasanya berukuran 10" sampai 15", tetapi yang paling biasa digunakan adalah ukuran 14". Yang membuat perbedaan pada snare drum yaitu pada bagian bawah drum tersebut. Di bawahnya menggunakan kawat-kawat yang berbentuk spiral atau yang sebenarnya dinamakan Snare Wire /Strainer. Benda itulah yang membuat perbedaan pada snare drum. Jika anda memukul head atasnya maka snare wire dibawah segera merespon, dengan cara 'memukul' kembali head bawah dan menghasilkan suara yang tajam. Maka dari itu, sebenarnya 'nyawa' dari snare drum terletak pada snare wirenya. Jika snare wirenya dilepas maka suara yang dihasilkan hampir sama dengan tom-tom.
Cymbal, lagi-lagi merupakan 'nyawa' bagi drumset, karena hampir tidak mungkin bermain drum tanpa cymbal (ibaratnya seperti makan nasi tanpa nasi, nggak makan donk...). Cymbal terdiri atas 4 jenis mereka yaitu:

  1. Hihat cymbal:
    'Jantungnya' cymbal dan drum. Berguna untuk menjaga waktu/tempo. terdiri atas sepasang cymbal. berukuran 8" sampai 15". Ukuran standart 14"
  2. Ride cymbal:
    Sama fungsinya dengan hihat tetapi dengan bentuk dan suara yang berbeda. Hanya terdiri dari satu cymbal tetapi berukuran besar 18" sampai 22". ukuran standar 20"
  3. Crash cymbal:
    Berguna untuk memberi phrase/nada pada suatu lagu. Berukuran 13" sampai 22" tergantung dari selera pemain.
  4. Efek cymbal:
    Efek cymbal terdiri atas Splash, bell, china dan swiss. Berguna untuk memberi 'warna' khusus pada suatu lagu. Splash dan bell biasanya berukuran 6" sampai 12" dan untuk china dan swiss biasanya berukuran 16" sampai 22".

Hardware terdiri atas berbagai macam bentuk dan fungsi:

  1. Pedal:
    Berguna untuk memukul bass drum, juga tersedia double pedal, yaitu pedal yang menggunakan 2 pedal dan 2 pemukul atau beater untuk mendapatkan suara yang lebih pada bass drum.
  2. Hihat stand:
    Untuk menempatkan hihat cymbal yang terdiri atas 2 buah cymbal sehingga anda dapat membuka dan menutup kedua cymbal itu dengan kaki kiri anda.
  3. Cymbal stand:
    Untuk menempatkan segala macam jenis cymbal kecuali hihat.
  4. Snare stand:
    Untuk menempatkan Snare drum dan anda dapat merubah posisinya sesuka anda.
  5. Tom holder/tom stand:
    Berguna untuk memasang tom-tom.
Drumhead mempunyai ukuran, type, fungsi dan ketebalan yang berbeda. Drumhead terdiri atas 3 bagian; Pertama Batter head, yaitu drumhead yang dirancang khusus untuk dipukul. Kedua, Resonant hanya ditaruh pada bagian bawah tom-tom dan bagian depan bass drum. Head ini tidak untuk dipukul, head ini berguna untuk memberi 'hidup' pada tom-tom dan bass drum. Dan terakhir adalah snare side, khusus hanya untuk ditaruh dibagian bawah snare untuk mendapatkan suara snare wirenya. Snare side merupakan head yang paling tipis. Ingat, tidak untuk dipukul.

Cara Tuning Snare

Halo, Sobat Drummers!  Apa kabar? Semoga kita semua berada dalam keadaan yang baik, penuh berkah dan dalam lindungan Allah Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas soal bagaimana cara Tuning Snare  Hal ini sudah cukup sering saya bahas via twitter. Berhubung banyaknya pertanyaan dan peminat topic ini, jadi saya rasa lebih baik dirangkum & dijadikan artikel tersendiri saja.
Kita mulai pembahasan dengan satu pertanyaan klasik: “Kenapa Tuning Snare itu penting ?” Well, ada beberapa alasan yang mendasari hal ini..
Bagi banyak drummers, bisa dibilang snare adalah pusat/jantung dari drumkit sekaligus mereka. Banyak banget yang bilang dan setuju bahwa suara dari snare merupkan CIRI KHAS/ Identitas dari seorang drummer.
Contohnya simple aja, Saya lebih sering mendengar komentar/pertanyaan seperti “Wah suara snarenya kok bisa enak banget gitu ya” dibandingkan dengan: “wah drummer itu sound tom nya unik bgt ya” Setuju, sobat drummers? Jauh lebih sering kita merhatiin suara snare drpd suara bagian drum lain. Hal ini terasa wajar karena memang sebagian besar drumming kita bertumpu pada kombinasi Bass, Snare & Hi-hat/Ride dan Snare sebagai pusat nya Okay..sekarang saya masuk ke pembahasan tips-tips tuning snare ya 1. Pertama-tama sediakan waktu luang minimal 30 menit per snare nya utk mastiin tuning tidak terburu-buru sehingga hasilnya maksimal
2. Lalu..cari posisi yang senyaman-nyamannya supaya proses tuning bisa optimal. Usahakan jangan di tempat yang trlalu sempit, ataupun terlalu berisik/gaduh, juga usahakan jangan di ruangan yang lembab.
3. Saat men-tune Posisi snappy harus OFF. Tujuannya menghindari buzz suara, dan ketidakseimbangan tuning pada semua tuning rods.
4. Kendorkan SEMUA tuning rods baik di sisi batter (atas) dan reso (bawah). TAPI jangan sampai tuning rods nya lepas ya. Btw..mungkin ada yang nanya “tuning rods apaan sih” ini yang biasa disebut “baut”..yuk kita biasain nyebut pake istilah yang professional  ”tuning/tension rods” . Apa maaksudnya dikendorin tapi jangan sampai lepas? Nah Posisi ini dinamakan “Finger Tight” yang artinya posisi tuning rod di mana sobat drummers masih bisa kencengin sedikit2 pake jari tangan HINGGA posisi batas maksimal yang tidak bisa lagi dikencengin pake tangan  jadi selanjutnya baru pake drum key.
5. Nah..begitu semua tuning rods di bagian batter dan reso sudah berada pada posisi “finger tight”.. kita mulai tuning dari sisi reso dulu ya…menggunakan pedoman urutan seperti gambar berikut. Gambar ini juga bisa dipakai sebagai pedoman untuk tuning tom. Di-save ya gambarnya, sobat drummers
null
6. Saya akan bahas untuk tuning snare dengan 10 lugs (gambar kiri bawah). Kita mulai dari sisi reso (bawah) dulu ya. Prinsipnya untuk setiap angka dari 1-10, putarlah tuning rods dengan drum key sebanyak 1 putaran full (360 derajat-1 lingkaran) searah jarum jam. Dimulai dari titik 1 hingga 10. Setiap kali tuning dari titik 1-10 kita sebut dengan istilah “1 ronde” ya guys
7. Setiap kali kita melakukan tuning 1 ronde, tekanlah head dengan menggunakan tangan kamu. Gerakannya seperti pada gambar berikut  Tujuannya adalah supaya head bener-bener contact/nempel ke shell drum. Hal ini sangat penting supaya suara yang dihasilkan bisa optimal!

8. Nah sekarang kita lanjut ke bagian Batter (atas) ya. Prinsip tuningnya sama seperti poin no. 6 dan 7 di atas  Faktor PENTING yang membedakan adalah berapa kali putaran batter dan reso. Ini yang akan menentukan seperti apa suara snare kamu. Rumus dasarnya adalah seperti ini
a. Tuning pada reso akan sangat menentukan RESPON dari snare (sensitif /gak) dan apakah suaranya fat/deep atau attack cepat/snap.
b. Tuning pada batter akan menentukan PITCH/nada suara snare tersebut: mau tinggi atau rendah.
9. Kalo mau menghasilkan sound snare yang suaranya cenderung FAT, deep.. tuning reso harus lebih kendor dari batter. Rumus umumnya: reso 1 atau 1,5 kali puteran, batter 2,5-3 putaran. Batter bisa disesuaikan dengan pitch yang ingin didapat.
10. Sebaliknya untuk mendapatkan sound yang snap, quick….tuning reso dibuat lebih kencang daripada batter. Rumus umumnya: reso 3-3,5 puteran, batter 2-2,5 puteran. Batter juga bisa disesuaikan dengan pitch yang ingin didapat.
11. Ingat.. Tune bgian RESO Terlebih dahulu, baru BATTER setelahnya.
12. Untuk memastikan tuningan di stiap point 1-10 rata (sesuai dengan gambar tadi), bisa dicek dengan cara dipukul satu persatu scara berseberangan: 1 ke 2, 3 ke 4 , 5 ke 6, dst.. sebisa mungkin smuanya punya nada yang sama :) klo gak, suara snare nanti berpotensi “agak bindeng” dan berdengung.
Demikian bbrapa prinsip dasar #tuningSnare yang bisa saya share kli ini.. Sekedar mengingatkan selain faktor cara tuning, ada juga faktor yang JAUH lebih pnting dalam menentukan suara snare yaitu bahan pembuat snare itu sendiri (shell). Secara umum, di sini berlaku prinsip “ada harga ada rupa” Walapun tidak smua snare mahal suaranya bagus..tapi BIASANYA snare yang suaranya bagus mahal harganya lho. Snare dengan kualitas bagus tapi dituning dengan jelek suaranya TETAP akan menjadi JELEK. Namun snare yang jelek, dengan tuning yang BAIK suaranya masih bisa jadi LUMAYAN BAGUS Dalam pengalaman saya pribadi bermain dan mengoleksi drum, snare drum yang kelasnya premium seperti Brady, Odery, DW ternyata sangat MUDAH untuk ditune. Namun ini bukan brarti snare yang harganya cukup terjangkau jadi sulit untuk ditune loh, contoh: Pearl Omar hakim signature & Sensitone, Sonor Force 3007. Snare-snare ini harganya relatif terjangkau, suara oke banget, ditune nya jg gampang.
Ingat, sobat drummers..kemampuan tuning snare/drum sangat-sangat penting.. karena belum tentu begitu kita nge-gig di mana2 kita bisa bawa snare sndiri Dalam hal ini, kita terkondisi harus memakai snare yang ada di lokasi manggung dan kalo ternyata suaranya ga sesuai selera kita/ tune-an nya ga bener..dengan kmampuan tuning yang baik..kita bisa “benerin” sendiri suaranya Memang sih paling ajib kalo bisa bawa snare sndiri. Keuntungannya seperti yang saya bilang sound nya sudah pasti sesuai dengan selera kita  Namun tentu ada juga resikonya bisa hilang/Rusak. Selain itu, akustik ruangan antar tmpt latian dan lokasi manggung beda-beda..sehingga pada akhirnya bisa mempengaruhi suara snare dan drum kita.
Pemilihan cara tuning snare yang menentukan suara nya seperti apa juga harus didasarkan pada jenis musik yang kamu mainkan  karena kalo kurang cocok, lagi-lagi performance drumming kamu dan band kamu juga jadi tidak maksimal. Misalnya, snare km piccolo ukuran 13×3 berbahan kayu. Mainnya lagu “Toxicity” nya System of A Down :D di venue outdoor besar..nahh..suaranya cenderung akan tenggelam dan kalah tuh sama distorsi gitar. Sebaliknya..snare kamu Sonor signature Danny Carey bronze 14×8. Mainnya lagu “Girl from Ipanema” irama bossa, di lounge kecil ukuran 5x6m..kontrol tenaga harus main banget nih..mukulnya ga bisa kenceng-kenceng.
Jadi, sekali lagi..memang snare itu sifatnya sangat personal bagi seorang drummer sehingga kita harus memiliki “hubungan yang intim” dengan snare kita. Yang berarti kita harus tau dengan pasti suaranya optimal nya, tuningan terbaiknya gimana, gimana cara nge-tune nya, dsb . Dan GA KALAH penting juga harus TAU CARA ngerawat dan RAJIN ngerawat snare itu (monggo baca artikel “Bersihin Drum”). Anggaplah snare sebagai Istri/Kekasih/Anak sendiri ya, sobat drummers!
Sekian tips tuning snare yang bisa saya bagikan. Tentu saja tulisan ini jauh dari sempurna sempurna, maka penulis sangat terbuka untuk setiap masukan dan kritik yang positif dan membangun  Terima kasih sobat drummers sudah menyimak ya.. Lets grow together! Salam Gepuk Drum!!!