Pahamilah
keterangan berikut!
Konjungtor Koordinatif
Konjungtor
koordinatif menandai hubungan setara. Dalam sebuah kalimat bilater dapat konjungtor
koordinatif berarti kalimat tersebut memiliki hubungan setara.
Jenis
konjungtor koordinatif tersebut antara lain:
1. Penanda
hubungan penjumlahan
Hubungan ini ditandai dengan
kata: dan, kemudian, lalu, terus, serta.
2. Penanda
hubungan perlawanan
Hubungan ini ditandai dengan
kata: tetapi, melainkan, sedangkan, namun, jangankan, padahal.
3. Penanda
hubungan pemilihan
Hubungan ini ditandai dengan kata: atau
Konjungtor Subordinatif
Konjungtor
subordinatif menandai hubungan bertingkat. Dalam sebuah kalimat bila terdapat konjungtor
subordinatif berarti kalimat tersebut memiliki hubungan bertingkat. Jenis konjungtor
subordinatif tersebut antara lain:
1. Penanda
hubungan waktu
Hubungan ini ditandai dengan
kata: sejak, saat, padasaat, waktu, sewaktu, padawaktu, ketika,,tatkala,
sambil, seraya, sementara, sebelum, sehabis, setelah, seusai, selama,hingga,
sampai.
2. Penanda
hubungan syarat
Hubungan ini ditandai dengan
kata: jika, kalau, bila, apabila, bilamana.
3. Penanda
hubungan tujuan
Hubungan ini ditandai dengan
kata: agar, supaya, biar.
4. Penanda
hubungan konsesif
Hubungan ini ditandai dengan
kata: walau, walaupun, meski, meskipun, biar, biarpun, kendati, kendatipun,
sungguhpun, sekalipun.
5. Penanda
hubungan pembandingan
Hubungan ini ditandai dengan
kata: seperti, bak, bagai, bagaikan, ibarat, laksana,sebagaimana, daripada,
alih-alih.
6. Penanda
hubungan penyebaban
Hubungan ini ditandai dengan
kata: sebab, olehsebab, karena, olehkarena.
7. Penanda
hubungan pengandaian
Hubungan ini ditandai dengan
kata: andai, andaikan, andaikata, seandainya, jika, bila.
8. Penanda
hubungan komplementatif
Hubungan ini ditandai dengan
kata: bahwa.
9. Penanda
hubungan atributif
Hubungan ini ditandai dengan
kata: yang
10. Penanda
hubungan cara
Hubungan ini ditandai dengan
kata: dengan, tanpa, secara.
11. Penanda
hubungan alat
Hubungan ini ditandai dengan
kata: dengan, tanpa.
12. Penanda
hubungan hasil
Hubungan ini ditandai dengan
kata: maka, sehingga, sampai.
13. Penanda
hubungan optasif
Hubungan ini ditandai dengan kata: moga,
semoga, mudah-mudahan.
Dengan
munculnya kata-kata yang tergolong konjungtor tersebut, sebuah kalimat akan tampak
jelas golongannya. Ada
kata yang seolah-olah konjungtor, tetapi bukan konjungtor. Kata tersebut sebenarnya
hanyalah kata depan yang menandai keterangan untuk kalimat tunggal. Hal itu disebabkan
bagian tersebut tidak memiliki pola baru.
Contoh
:
Karena
hujan, dia tidak jadi berangkat.(katadepan)
Tidakada:
Karena dia hujan, dia tidak jadi berangkat.
Karenasakit,
diatidakjadiberangkat.(konjungtor)
Ada:
Karena dia sakit, dia tidak jadi berangkat.
Bila
pemakaiannya tepat, penggunaan konjungtor tersebut sangat memudahkan pembuatan kalimat
majemuk, baik majemuk setara, majemuk bertingkat, maupun majemuk campuran. Dengan
demikian pembuatan kalimat majemuk maupun penandaan kalimat majemuk dapat didasarkan
pada dalil berikut.
Dalil I:
Bila
dalam sebuah kalimat terdapat konjungtor koordinatif,
kalimat
tersebut merupakan kalimat majemuk setara (KMS).
Dalil II:
Bila
dalam sebuah kalimat terdapat konjungtor subordinatif, kalimat tersebut merupakan
kalimat majemuk bertingkat (KMB).
Dalil III:
Bila
dalam sebuah kalimat terdapat konjungtor koordinatif dan konjungtor subordinatif,
berarti kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk campuran (KMC).
Perhatikan
contoh aplikasi berikut:
Pekerjaan
nya sederhana,
tetapi rezekinya besar.
(ada konjung tor tetapi berarti
KMS)
Selama dia
tidak mau berusaha, Allah tidak akan mengubah nasibnya.
(ada konjungtor subordinatif selama berarti
KMB)
Selama dia
tidak mau berusaha dan Allah tidak mengubahnasibnya,
keadaannya akan terusbegitu. (ada konjungtor subordinatif sel ama dan konjungtor koordinatif dan berarti KMC)
Ternyata
mudah membuat kalimat majemuk.
No comments:
Post a Comment